Rabu, 08 Januari 2020

Watak Tokoh dalam Teks Fabel Kuda Berkulit Harimau dan Pola Pengembangan Watak

Menentukan Struktur Fabel  Kuda Berkulit Harimau

Dalam upaya untuk memahami sebuah teks fabel, bisa dilakukan dengan cara menentukan struktur fabel tersebut, kemudian juga dilanjutkan dengan menentukan watak tokoh-tokoh fabelnya, serta  cara pengembangan watak dan buktinya di dalam teks.

Adapun yang akan dianalisis dalam artikel ini adalah teks fabel yang berjudul Kuda Berkulit Harimau. Berikut ini teks lengkapnya.



Kuda Berkulit Harimau

Seekor kuda sedang berjalan dari seuah ladang gandum menuju sebuah hutan yang lebat. Kuda itu telah puas memakan gandum yang ada id ladang itu. Dia tampak gembira karena tidak ada petani gandum yang menjaga ladangnya.

Ketika dia menuju hutan lebat, di tengah jalan kuda itu melihat sesuatu, "Itu seperti kulit harimau," Gumam kuda itu. Kuda itu lalau mendekatinya dan ternyata memang benar apa yang dilihanya adalah kulit harimau yang tak sengaja ditinggalkan oleh para pemburu harimau. Kuda itu menca memakai kulit harimau itu. "Wah, kebetulan sekali, kulit harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan kulakukan dengannya ya?"

Terlintaslah di benak kuda itu untuk menakuti binatang-binantang hutanyang melewati diriny. "Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering ilalui oleh binatang huta. Di mana ya?" tanya kuda dalam hati sambil mencari tempat yang cocok. Akhirnya dia menemukan semak-semak yang cukupgelap untuk bersembunyi, lalu masuk ke dalamnya dengan menggunakan kulit harimau. Tak lama kemudian, beberapa domba gunung berjalan ke arahnya. Kuda itu menggumam bahwa domba-domba itu cocok dijadikan sasaran empuk kejahilannya.

Ketika domba-domba itu melwatinya, kuda itu meloncat ke arah mereka sehingga sontak domba-domba itu kalang kabut melarikan diri. Mereka takut dengan kulit harimau yang dikenakan kuda itu. "Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!" teriak salah atu domba. Kuda itu tertwa terbahak-bahak melihat domba-domba itu pontang-panting berlalri.

Setelah itu, kuda itu kembali bersembunyi di dalam semak-semak. Dia menunggu hewan lain datang mewlwati semak-semak itu. "Ah, ada tapir menuju kemari, tapi lambat etul geraknya. Biarlah, aku jadi bisa lebih lama bersipa-siap melompat!" kata kuda itu dalam hati. Tibalah saat kuda itu meloncat ke arah tapir itu, ia terkejut dan lari tunggang-langgang menjauhi kuda yang memakai kulit harimau itu. Kuda itu kembali ke semak-semak sambil bersorak penuh kemenangan di dalam hatinya.

Kali ini, kuda itu menunggu lebih lama dari biasanya, tetapi hal itu tidak membuatnya bosa. Tiba-tiba, seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus di mulutnya. Kucing itu tidak mewlwati semak-semak, kucing hutan itu duduk menyantap tikus yang iaa tangkap di dekat pohon besar. "Ah, ternyata kucing itu tidak melewati semak-semak ini. Biarlah aku membuatnya kaget di sana." kata kuda itu dalam hati. Kuda itu pun keluar dari semaksemak dan berjalan hati-hati mendekati kucing hutan. 

Saat jaraknya sudh sangat dekat dengan kucing hutan, kuda itu mengaum seperti halnya seekor harimau, tetapi rupanya dia tidak sadar bahwa bukannya mengaum, dia malah meringkik. Mendengar suara itu, kucing hutan menoleh ke elakang dan melihat seekor kuda berkulit harimau. 

Sesaat, kucinghutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa terahak-bahak sambil berkata, "Saat aku melihatmu memekai kulit harimau itu, aku pasti akan lari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan kuda, jadi aku tidak takut. Hahaha!" Kucing hutan itu juga berkata kepada kuda bahwa sampai kapan pun, suara ringkiknya tidak akan bisa berubah menjadi auman.

Kuda berkulit harimau itu melanangkan bahwa sepandai-pandai orang berpura-pura, suatu saat akan terbongkar juga kepura-puraannya itu. Kejujuran merupakan sikap yang paling indah di dunia ini.

Yang bisa dianalisis dari teks fabel di atas antara lain adalah Pola Pengembangan Judul, Struktur Teks Fabelnya, serta Watak Tokoh beserta pola pengembangan dan buktinya di dalam teks.

Berdasarkan pola pengembangan Judul, teks Fabel yang berjudul Kuda Berkulit Harimau di atas dapat digolongkan sebagai judul dengan pola pengembangan Watak Tokoh. Jadi, tokoh kuda digambarkan punya sifat ingin seperti harimau dengan memakai kulit harimau.

Struktur Fabel Kuda Berkulit Harimau

Orientasi

Bagian orientasi mengenalkan kondisi kuda yang sudah makan dan menemukan kulit harimau. Disebutkan juga bahwa dia menemukan kulit harimau itu di ladang gandum.

Komplikasi

Bagian komplikasi dalam teks fabel di atas adalah bagian yang menunjukkan bahwa kuda suka menjaili hewan lain, yaitu domba, tapir, dan kucing hutan.

Resolusi

Bagian resolusi dalam teks fabel di atas adalah ketika kucing hutan sadar bahwa yang menakutinya sebenarnya kuda, bukanlah harimau seperti kulitnya yang ia ketahui dari suara ringkikan, bukan suara auman layaknya harimau.

Koda

Bagian koda dalam fabel di atas terdapat pada paragraf paling akhir. Yaitu ketika ada pesan moral yang disebutkan secara langsung bahwa kita tidak selamanya bisa menipu orang lain.

Watak Tokoh dalam Teks Fabel Kuda Berkulit Harimau

Ada empat tokoh yang terdapat dapat teks fabel Kuda Berkulit Harimau yaitu, Kuda, Domba, Tapir, dan Kucing Hutan. Berikut ini penjelasan tentang watak, pola pengembangan, dan buktinya di dalam teks.

Kuda

Tokoh kuda berwatak: penipu lebih tepatnya dia suka menjaili temannya. Teman-temannya ditakut-takuti seolah-olah dirinya adalah harimau.

Pola Pengembangan Watak

Dilihat dari pola pengembangannya, watak tokoh kuda dikembangan dengan pola dialog dengan diri sendiri. Dia digambarkan suka jail dari ucapannya ketika bergumam.

Bukti dalam Teks

"Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering ilalui oleh binatang huta. Di mana ya?" tanya kuda dalam hati sambil mencari tempat yang cocok

Domba

Tokoh domba adalah tokoh yang penakut. Dia langsung lari begitu melihat belang harimau. 

Pola Pengembangan Watak

Dilihat dari pola pengembangan wataknya, tokoh domba dikembangkan dengan pola dialog tokoh dengan tokoh lain.

Bukti Pola Pengembangan dengan Dialaog:

Mereka takut dengan kulit harimau yang dikenakan kuda itu. "Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!" teriak salah atu domba

Tapir

Tokoh tapir juga memiliki watak penakut. 

Pola Pengembangan Watak

Dilihat dari pola pengembangan wataknya, tokoh tapir dalam fabel Kuda Berkulit Harimau dikembangkan dengan pola melalui kegiatan tokoh.

Bukti pola pengembangan watak tokoh tapir diketahui dari tindakannya yang langsung lari melihat kulit harimau yang dipakai oleh kuda.

Bukti:

Tibalah saat kuda itu meloncat ke arah tapir itu, ia terkejut dan lari tunggang-langgang menjauhi kuda yang memakai kulit harimau itu

Kucing Hutan

Tokoh kucing hutan memiliki watak Wasapada. Disebut waspada karena awalnya dia memang takut melihat kulit harimau. Tapi ketika mendengar suara kuda, dia tidak jadi takut justru menertawakan si kuda.

Pola pengembangan watak Kucing Hutan adalah melalui dialog dengan tokoh lain.

Bukti di dalam teks: 

Sesaat, kucinghutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa terahak-bahak sambil berkata, "Saat aku melihatmu memekai kulit harimau itu, aku pasti akan lari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan kuda, jadi aku tidak takut. Hahaha!" Kucing hutan itu juga berkata kepada kuda bahwa sampai kapan pun, suara ringkiknya tidak akan bisa berubah menjadi auman.

Demikian hasil analisis terhadap fabel yang berudul Kuda Berkulit Harimau semoga bisa bermanfaat. Jangan lupa unduh (download) juga materi fabel yang lain.