Kamis, 09 Januari 2020

Wawasan Kebudayaan Sultan Agung

Sultan Agung ternyata bukan saja pelaku sejarah yang berbakat dalam bidang ekonomi. Ia juga seorang raja yang berbakat dalam arena kebudayaan. Sultan Agung bahkan mempunyai wawasan tertentu tentang kebudayaan, dan mungkin wawasan kebudayaan Sultan Agung mewakili wawasan orang Jawa.
 Sultan Agung ternyata bukan saja pelaku sejarah yang berbakat dalam bidang ekonomi Wawasan Kebudayaan Sultan Agung
Bagaimana wawasan orang Jawa? Para ahli kebudayaan Jawa sering mengatakan bahwa orang Jawa terbuka kepada pengaruh budaya dari luar. Dalam taraf awal perkembangan, kebudayaan Jawa asli menerima pengaruh kebudayaan dari India. Ini mulai sekitar tahun 400 Masehi dan berkembang terus sampai dengan 1500. Dalam masa ini terjadi proses akulturasi kebudayaanl. Dengan akulturasi pada masa ini kebudayaan Jawa disempurnakan oleh masuknya unsur-unsur budaya India. Penyempurnaan itu berproses begitu terpadu sehingga unsur-unsur budaya dari luar dirasa oleh pendukungnya orang Jawa, sebagai diri sendiri sepenuhnya.
Dengan masuknya budaya India, maka orang Jawa mengenal berbagai hal baru;
  1. Tulisan Pallawa yang kemudian berkembang manjadi tulisan Jawa.
  2. Sastra yang bermacam-macam seperti Ramayana dan Mahabarata.
  3. Seni pahat, seni ukir dan seni bangunan.
  4. Seni pemerintahan antara lain dalam bentuk sistem kerajaan.
  5. Agama Hindu dan Budda.

Pengaruh budaya India ternyata diterima oleh orang Jawa tidak dengan begitu saja. Melainkan dengan seleksi, yang pasti dengan menerima budaya dari India tersebut  membuat kebudayaan Jawa mengalami peningkatan.

Dalam abad XV penyiaran agama Islam di Jawa nampak memberikan hasil. Penyiaran agama Islam disertai dengan masuknya budaya baru, budaya Islam. Bagaimana sikap orang Jawa terhadap pengaruh budaya Islam? Mereka tidak menolak. Mereka membuka diri untuk masuknya budaya Islam: tulisan Arab, sastra Islam, seni ukir, dan seni bangunan Islam, tata sosial Islam.

Dengan menerima budaya Islam, apakah orang Jawa membuang budaya yang telah dimiliknya dan menjadi kaya  oleh pengaruh India? Ternyata tidak! Kebudayaan Islam diterima, akan tetapi kebudayaan Jawa lebih tua dipelihara. Oleh karena itu dapat dengan mudah dipahami kalau antara kebudayaan Jawa telah terkena pengaruh India kemudian diperkaya oleh masuknya pengaruh kebudayaan Islam. Bahkan ketika orang Barat datang membawa kebudayaan Barat dan Kristen orang Jawa tetap terbuka. Kebudayaan Barat dan Kristen memperkaya kebudayaan Jawa dalam periode terakhir.

Kembali ke masa Sultan Agung, wawasan kebudayaannya nyata mencerminkan wawasan atau pandangan Jawa, yang selalu mau menerima masuknya unsur budaya luar untuk memperkaya budaya yang telah dimilikinya, contohnya sebagai berikut.

Legitimasi dengan membuat silsilah. Raja-raja Mataram mengaku keturunan dari Brawijaya, raja Majapahit. Kalau ini ditelusuri terus akan menunjukan bahwa raja-raja Mataram adalah keturunan tokoh-tokoh pewayangan. Lembaga silsilah sudah ada zaman Belitung, abad X, dan nampak juga pada zaman Airlangga. Ken Angrok dan Wijaya. Hal yang menarik juga adalah dimasukkannya Nabi Muhammad sebagai salah satu mata rantai silsilah itu.

Tulisan tidak diganti dengan tulisan Arab. Penulisan sastra Jawa, babad khusunya, dilakukan dengan tulisan Jawa dengan huruf dan bahasa Jawa termuat kadang-kadang bagian-bagian tertentu dari ajaran Islam, seperti syahadat. Sering terlihat penjawaan istilah Islam, contohnya sarak/sarengat (syaraat atau syariah), pekik (faqih), kadis (hadits), Usman (Uthman),  Kasan (Hasan), Kusen (Husain).

Makam Islam biasanya terdapat dibelakang masjid, namun Sultan Agung memerintahkan pendirian makam keluarga raja di atas bukit: Imogiri. Ini adalah kebiasaan pra-Islam. Perkembangan seni Islam menghasilkan lukisan makhluk hidup dalam tulisan Arab (ayat Quran). Sultan Agung juga menyelenggarakan perayaan sekaten dalam bulan Mulud untuk memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad.
Sultan Agung berjasa dalam mengembangkan kalender Jawa dengan memperpadukan tarih Hijriyah dengan tarih Saka. Ia memperkenalkan tarih Jawa ini pada tahun 1633.

Dari uraian di atas menjadi nyata bahwa kemajuan kebudayaan Jawa menjadi perhatiannya. Bahkan bukan hanya diperhatikan, ia pun ikut kontribusi kepada kebudayaan Jawa dengan berbagai tindakannya itu.

Ia telah memberikan contoh keterbukaan terhadap pengaruh budaya dari luar tanpa mengubur kebudayaan sendiri. Sebaliknya dengan wawasan dan politik kebudayaan, kebudayaan Jawa dapat berkembang.

Upaya dan sumbangan Sultan Agung dalam perkembangan kebudayaan tidak hanya sampai disitu saja. Ia pun berperan penting dalam pengembangan sastra dan bahasa Jawa.

Demikian uraian tentang “Wawasan Kebudayaan Sultan Agung”, yang luar biasa. Dan Sultan Agung memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk disebut sebagai raja dengan kemampuan yang luar biasa. Sekian yang dapat sampaikan kurang lebihnya mohon maaf, terimakasih sudah berkunjung di blog ini.