Di Indonesia hari Ibu itu diperingati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Peringatan ini berawal dari sumpah pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda mampu membakar semangat pergerakan wanita Indonesia untuk menyelenggarakan kongres perempuan Indonesia yang pertama di Yogyakarta. Kongres tersebut dilakukan pada 22 Desember 1928 di Jogjakarta. Pada dasarnya kongres itu bertujuan kepada peranan wanita pada saat itu, yakni bahwa perempuan mampu mengambil bagian dalam pergerakan nasional.
Berbeda dengan di Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara lain, mereka memperingati Hari Ibunya setiap hari Minggu yang jatuh pada minggu kedua di bulan Mei. Misalnya di tahun 2012 hari Ibunya dirayakan pada tanggal 13 Mei, kemudian nanti di tahun 2013 dirayakannya pada tanggal 12 Mei dan seterusnya. Sejarah minggu kedua di bulan Mei itu dimulai di Amerika Serikat. Ide tersebut tercipta saat seorang perempuan bernama Anna Marie Jarvis berupaya menciptakan hari untuk menghormati Ibu. Ia menulis proklamasi Hari Ibu sebagai panggilan untuk perdamaian. Ia terinspirasi dari aktivis sosial bernama Julia Ward Howe yang pada tahun 1870 mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara.
Hari Ibu memang tidak dirayakan pada hari yang sama. Tak hanya pada saat peringatan tersebut saja yang berbeda, terdapat perbedaan latar belakang sejarah yang melatari. Berikut ini salah satu contoh teks sejarah hari ibu.
Berbeda dengan di Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara lain, mereka memperingati Hari Ibunya setiap hari Minggu yang jatuh pada minggu kedua di bulan Mei. Misalnya di tahun 2012 hari Ibunya dirayakan pada tanggal 13 Mei, kemudian nanti di tahun 2013 dirayakannya pada tanggal 12 Mei dan seterusnya. Sejarah minggu kedua di bulan Mei itu dimulai di Amerika Serikat. Ide tersebut tercipta saat seorang perempuan bernama Anna Marie Jarvis berupaya menciptakan hari untuk menghormati Ibu. Ia menulis proklamasi Hari Ibu sebagai panggilan untuk perdamaian. Ia terinspirasi dari aktivis sosial bernama Julia Ward Howe yang pada tahun 1870 mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara.
Hari Ibu memang tidak dirayakan pada hari yang sama. Tak hanya pada saat peringatan tersebut saja yang berbeda, terdapat perbedaan latar belakang sejarah yang melatari. Berikut ini salah satu contoh teks sejarah hari ibu.
No. | Struktur | Kalimat |
---|---|---|
1. | Orientasi | Hari Ibu adalah hari peringatan terhadap peran ibu dalam keluarganya. Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas rumah tangga sehari-hari yang dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. |
2. | Urutan peristiwa sejarah | Organisasi perempuan sendiri sebenarnya sudah bermula sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, R.A Kartini Walanda Maramis, Dewi Sartika dan lain lain. Melaui perjuangan mereka wanita Indonesia berperan sangat besar bagi Republik Indonesia. Mereka secara tidak langsung telah merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan. |
3. | Urutan peristiwa sejarah | Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada tanggal 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia, menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri. Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa. |
4. | Urutan peristiwa sejarah | Pada tanggal 22 sampai dengan 25 Desember 1928 bertempat diselenggarakan kongres di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran di Yogyakarta. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Konggres Perempuan Indonesia I menghasilkan keputusan dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI). Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan menjadikan perempuan Indonesia perempuan yang maju. |
5. | Urutan peristiwa sejarah | PPPI mengalami perubahan nama beberapa kali, pada tahun 1929 menjadi Perikatan Perkoempoelan Isteri Indonesia (PPII). Kongres PPII tahun 1930 di Surabaya memutuskan bahwa “Kongres berasaskan Kebangsaan Indonesia, menjunjung kewanitaan, meneguhkan imannya” karena itu tujuan pergerakan wanita Indonesia, selain untuk memperjuangkan perbaikan derajat kedudukan wanita, juga memperjuangkan kemerdekaan, mempertahankan serta mengisinya dengan pembangunan bangsa dan negara. Hal itulah yang membedakan perjuangan emansipasi wanita Indonesia dengan emansipasi di luar negeri. |
6. | Urutan peristiwa sejarah | Pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta. Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya. |
7. | Urutan peristiwa sejarah | Tiga tahun berselang, pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III dilaksanakan di Bandung. Salah satu keputusan Kongres Perempoean Indonesia III adalah tanggal 22 Desember diangkat menjadi “Hari Ibu”. Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi. |
8. | Urutan peristiwa sejarah | Tahun 1946 PPII berubah menjadi Kongres Wanita Indonesia atau disingkat Kowani. Terbentuknya Kowani merupakan eposide penting dalam lembaran sejarah perjuangan perempuan Indonesia. |
9. | Urutan peristiwa sejarah | Satu momen penting bagi para wanita Indonesia adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan Maria Ulfah ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. |
10. | Urutan peristiwa sejarah | Keputusan Konggres Perempuan Indonesia III di Bandung baru secara resmi dikukuhkan pada tahun 1959. Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional, hingga kini. |
11. | Urutan peristiwa sejarah | Dalam Kongres XVI Kowani tahun 1974 telah dilahirkan deklarasi yang menyatakan bahwa seluruh organisasi wanita sebagai salah satu kekuatan sosial yang melaksanakan fungsinya sebagai wadah yang menghimpun semua professional wanita Indonesia yaitu Kongres Wanita Indonesia sebagai kelanjutan dari Kongres Perempoean Indonesia Pertama. Deklarasi ini selanjutnya menjadi mukadimah Anggaran Dasar Kowani. |
12. | Urutan peristiwa sejarah | Pada Kongres XXIII Kowani tahun 2009 telah menumbuhkan kepedulian bersama untuk membentuk common platform Kowani yang berfokus pada: Pendidikan, Kesehatan, Supremasi Hukum dan Konstitusi, Kesejahteraan Rakyat, Harkat dan Martabat Bangsa, Lingkungan Hidup, Hak Asasi Manusia (HAM), dan Kesetaraan dan Keadilan Gender. |
13. | Reorientasi | Pada awalnya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Misi itulah yang tercermin menjadi semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja sama. Peringatan Hari Ibu di Indonesia lebih banyak mengacu pada Mothers Day di Barat. Padahal, Hari Ibu di Indonesia seharusnya mengacu pada perjuangan pahlawan-pahlawan perempuan pendiri bangsa. Seharusnya kita mengambil semangat yang dimiliki para pahlawan wanita seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Semangat mereka, dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. |