Kamis, 09 Januari 2020

Tari Gambyong - Surakarta

Sejarah
Pada Era Paku Buwono IV(1788-1820) di Surakarta ada seorang penari yang sangat terkenal menarikan tarian jalanan(Tledek). Penari cantik tersebut adalah Gambyong. Gambyong memiliki paras yang cantik dan dapat menarikan tarian tersebut dengan sangat indah. Selain itu Dia juga memiliki suara yang merdu. Sejak saat itulah tari tledek ini lebih terkenal dengan sebutan Tari Gambyong.

Gerakan
Gerakan Tari Gambyong berasal dari harmonisasi antara gerak kaki, lengan, tubuh, dan kepala. Selain itu pandangan mata juga selalu mengikuti dan menatap gerak tangan menjadi penyempurna tarian ini. Gerakan luwes, kewes, kenes, dan tregel penari menunjukan sikap dan watak para wanita Jawa.

Tari Gambyong selalu dimulai dengan gendhing Pangkur. Tari ini diiringi musik yang dimainkan dengan seperangkat gamelan Jawa yang terdiri dari gong, gambang, kenong, dan kendang. Dari semua instrumen tersebut, kendang dianggap sebagai otot dari Tari ini sebab irama kendanglah yang menuntun penari untuk bergerak seirama. Oleh karena itu pemain kendang haruslah orang yang mampu memberikan irama dan mampu menyesuaikan liukan gerak penari namun tetap harmonis dengan alat musik lainnya. tari gambyong

Kostum
Penari Gambyong mengenakan pakaian penari jawa berupa kemben dengan bahu terbuka hingga bagian atas dada dan kain panjang bermotif sebagai bawahan. Warna dominan dari pakaiannya adalah hijau dan kuning. Ini melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Tata rias penari juga menjadi perhatian dalam pentas. Konon semakin cantik penari maka semakin tinggi juga keistimewaan Tari Gambyong yang dipentaskan.


Perkembangan Tari Gambyong di awali dengan Tari Gambyong Pareanom yang diciptakan oleh Nyi Bei Mintoraras. Selanjutnya muncul variasi-variasi lain antara lain Gambyong Sala Minulya, Gambyong Ayun-ayun,  Gambyong Pangkur, Gambyong Mudhatama, Gambyong Gambirsawit, Gambyong Dewandaru, dan Gambyong Campursari.

Fungsi
Dahulu Tari Gambyong dipentaskan pada ritual upacara pertanian dengan harapan hasil pertanian melimpah. Kemudian Tari ini beralih menjadi hiburan bagi Sinuhun Paku Buwono keenam dan tari untuk penyambutan tamu. Di era sekarang Tari Gambyong dipentaskan untuk hiburan rakyat, acara pernikahan, dan promosi budaya kepada wisatawan.

Baca juga tentang tarian daerah lain dari Indonesia >> TARIAN DAERAH