- Bagi warga Surabaya, Jawa Timur, siapa yang tak tahu cerita misteri Rumah Sakit Simpang. Bangunan rumah sakit yang kini sudah disulap menjadi mal sekitar tahun 80-an itu menyimpan banyak cerita-cerita hantu.
Salah satunya kisah pohon beringin raksasa yang tak bisa ditebang meski bangunan Delta Plaza sudah berdiri megah kala itu. Ada lagi kisah hantu Suster Gepeng, seorang suster Rumah Sakit dr Soetomo, Surabaya, yang meninggal karena terjepit lift.
Semua itu menjadi ide tim kreativitas wahana hiburan Rumah Sakit Hantu (RSH) ala Simpang Hospital yang digelar di Tunjungan Plaza I Surabaya, Selasa (28/8). Koordinator RSH, Ari Sungkar mengatakan, pameran rumah hantu ini merupakan event ke-40 dan kali kedua digelar di Kota Pahlawan, sebutan lain Kota Surabaya.
"Sebelumnya kita pernah menggelar di Royal Plaza, namun yang paling ramai pengunjung ketika RSH digelar di Tunjungan Plaza," kata dia. Karena dari sekian banyak tema rumah hantu, kata dia, yang sesuai dengan Kota Surabaya adalah kisah hantu di Rumah Sakit Simpang.
"Setiap hari, jumlah pengunjung mencapai 1.500 hingga 2.000 pengunjung, mulai usia anak-anak hingga orangtua. Dan yang paling banyak adalah pelajar," terang Ari.
Meski sekolah libur panjang dan memasuki masa kerja pasca libur Hari Raya, kata dia, RSH yang digelar di Plaza Surabaya lantai VI sejak 19 Agustus lalu, hingga hari ini masih dipadati pengunjung.
Dari sekian banyak pengunjung setip harinya, panitia acara mencatat: 107 pengunjung kaget, menangis (761), salah peluk (42), pingsan (67), menabrak dinding 18 orang.
Bahkan, para pengunjung usai memasuki Simpang Hospital, mereka mencorat-coret dinding komentar dengan kalimat marah seperti: "Pocong sialaaaannnnn, Hantu gillllaaaa," dan komentar penuh amarah dan geli mereka lontarkan. Menurut Ari, beberapa krunya yang berperan sebagai hantu sering juga menjadi korban amarah pengunjung yang kaget atau ketakutan.
"Ada yang dipukul pengunjung, bahkan muka tokoh hantu ada yang disiram dengan lem. Makanya untuk mengantisipasi itu, kita juga melarang pengunjung membawa barang-barang berbahaya saat masuk ke area rumah hantu ini," sambung Ari lagi.
Bayangkan, ketika memasuki area Simpang Hospital, yang cukup dengan harga tiket Rp 15 ribu itu, hidung pengunjung disuguhi bau kemenyan yang menyengat, suara misteri dan special efek yang cukup mendukung kengerian.
Memasuki ruangan yang hanya diterangi lampu 3 watt, pengunjung disambut hantu Wewe, Kuntilanak, dan ketika berada di area pemakaman, giliran hantu lelaki dengan muka rusak, Suster Ngesot di ruang mayat rumah sakit, hantu Pocong, hantu perempuan dengan badan terputus hingga hantu Tuyul di pintu keluar.
"Total ada 16 aktor dan aktris yang memerankan tokoh hantu," kata Ari lagi. Tak cukup hanya di situ, para hantu-hantu penghuni Simpang Hospital ini juga keluar sarang mengejar para pengunjung yang lari ketakutan, bahkan ada yang terjatuh hingga pingsan karena ketakutan.
Para pengunjung juga bisa berfoto bareng dengan hantu perempuan yang berjaga di depan loket karcis. Panitia juga menyediakan aksesoris hantu bagi pengunjung yang ingin mengoleksinya.
"Harganya macam-macam, mulai Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu," kata salah satu pengunjung yang membeli topeng hantu. Sementara itu, meski tahu resiko ketakutan ketika berada di Simpang Hospital, tidak menyurutkan nyali pengunjung untuk uji nyali.
"Sebenarnya kita bisa melihat waktu liburan kemarin. Tapi kita baru bisa ketemuan sama teman-teman sekolah kita masuk sekolah. Kalau lihat bareng-bareng sama teman kan lebih seru," terang Santi, pengunjung dari salah satu siswa SMAN 6 Surabaya.