Sabtu, 11 April 2020

Mengurutkan Paragraf dalam Teks Eksposisi

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Struktur teks eksposisi terdiri dari pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Jika paragraf-paragraf tersebut disusun secara acak maka untuk mengurutkan kembali teks tersebut dibutuhkan kemampuan memahami struktur teks eksposisi.

Untuk dapat mengurutkan teks eksposisi yang disusun secara acak dapat dilakukan dengan cara melihat ciri-ciri teks pada bagian pernyataan pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang pendapat teks tersebut. Pernyataan pendapat (tesis) berisi tentang pendapat yang dikemukakan oleh penulis teks. Argumentasi berisi tentang argumen-argumen (alasan) yang mendukung pernyataan penulis. Penegasan ulang berisi tentang pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan (tesis).

Dapat juga menggunakan ciri kebahasaan  teks eksposisi, diantaranya adalah bersifat ilmiah artinya teks eksposisi memaparkan informasi atau pengetahuan sering kali dilengkapi dengan pendapat para ahli, contoh, dan fakta-fakta. Teks eksposisi bersifat imenjelaskan, artinya teks eksposisi bertujuan memberikan informasi atau penjelasan dengan cara mengembangkan gagasan dengan harapan pembaca benar-benar mengetahui informasi atau penjelasan  yang disampaikan itu. Teks eksposisi berdasarkan fakta, artinys teks eksposisi menggunakan fakta-fakta untuk membuat rumusan dan kaidah yang dikemukakan  itu lebih konkret. Teks eksposisi tidak memengaruhi artinya teks eksposisi tidak berusaha untuk memengaruhi pendapat orang lain, tetapi berusaha menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang setelah membaca uraiannya.

Perhatikan contoh teks di bawah ini.

Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi
  1. Betul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat kepada para calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi pelajaran yang mereka peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat diterapkan di masyarakat tempat mereka menjadi pemimpin atau menjadi orang terkenal di kemudian hari. Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya “mempelajari” teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar untuk hidup melalui beraneka ragam pengalaman. Pengalaman semacam inilah yang menghasilkan orang-orang terkemuka, termasuk pemimpin sosial dan politik. Orang-orang terkemuka dan pemimpin itu lahir dari hal-hal yang mereka pelajari di masyarakat.
  2. Sudah diketahui oleh semua orang bahwa pendidikan formal itu penting. Akan tetapi, apakah seseorang akan menjadi pemimpin sosial atau pemimpin politik yang bagus pada kemudian hari tidak selalu ditentukan oleh pendidikan formalnya. Diyakini bahwa pengalaman juga menjadi faktor penentu untukmenuju kesuksesan.
  3. Dengan demikian, jelaslah bahwa melalui pendidikan formal orang hanya mempelajari cara belajar, bukan cara menjalani hidup. Meskipun pendidikan formal diperlukan, pendidikan formal bukan satu-satunya jalan yang dapat ditempuh oleh setiap orang untuk menuju ke puncak kesuksesannya.
  4. Sekadar menyebut contoh orang terkemuka atau pemimpin sosial dan politik, kita dapat menunjuk beberapa nama. Almarhum Adam Malik, konon ia hanya menyelesaikan jenjang pendidikan dasar tertentu, diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia bukan karena pendidikan formalnya, melainkan karena kapasitas yang ia dapatkan dari belajar secara otodidak. Almarhum Hamka adalah contoh pemimpin lain yang lahir dari caranya belajar sendiri. Ia juga menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena pengalaman belajar pribadinya, bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi. Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat termasyhur di dunia.
(Diadaptasi dari Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Inggris, 2003: 61--62)

Teks yang berjudul “Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi”. Paragraf-paragraf pada teks tersebut sengaja diacak. Untuk lebih memahami teks eksposisi paragraf tersebut dapat disusun kembali dengan cara menentukan paragraf sesuai struktur teks. Sebelum melakukannya, bacalah terlebih dahulu teks tersebut dengan saksama. Ingatlah kembali bahwa struktur teks eksposisi adalah pernyataan pendapat (tesis)^argumentasi^pernyataan ulang pendapat. Setelah disusun kembali teks tersebut susunannya adalah sebagai berikut.

StrukturKalimat
Pernyataan pendapat (tesis)Sudah diketahui oleh semua orang bahwa pendidikan formal itu penting. Akan tetapi, apakah seseorang akan menjadi pemimpin sosial atau pemimpin politik yang bagus pada kemudian hari tidak selalu ditentukan oleh pendidikan formalnya. Diyakini bahwa pengalaman juga menjadi faktor penentu untuk menuju kesuksesan.
ArgumentasiBetul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat kepada para calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi pelajaran yang mereka peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat diterapkan di masyarakat tempat mereka menjadi pemimpin atau menjadi orang terkenal di kemudian hari. Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya “mempelajari” teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar untuk hidup melalui beraneka ragam pengalaman. Pengalaman semacam inilah yang menghasilkan orang-orang terkemuka, termasuk pemimpin sosial dan politik. Orang-orang terkemuka dan pemimpin-pemimpin itu lahir dari hal-hal yang mereka pelajari di masyarakat.

Sekadar menyebut contoh orang terkemuka atau pemimpin sosial dan politik, kita dapat menunjuk beberapa nama. Almarhum Adam Malik, konon ia hanya menyelesaikan jenjang pendidikan dasar tertentu, diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia bukan karena pendidikan formalnya, melainkan karena kapasitas yang ia dapatkan dari belajar secara otodidak. Almarhum Hamka adalah contoh pemimpin lain yang lahir dari caranya belajar sendiri. Ia juga menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena pengalaman belajar pribadinya, bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi. Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat termasyhur di dunia.
Penegasan ulang pendapatDengan demikian, jelaslah bahwa melalui pendidikan formal orang hanya mempelajari cara belajar, bukan cara menjalani hidup. Meskipun pendidikan formal diperlukan, pendidikan formal bukan satu-satunya jalan yang dapat ditempuh oleh setiap orang untuk menuju ke puncak kesuksesannya.

Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung. Kata penghubung adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda ser ), adapun kata penghubung antarparagraf letaknya di awal paragraf. Pada paragraf ketiga berisi argumentasi terdapat beberapa konjungsi diantaraya adalah sebagai berikut.
  1. Fungsi juga pada kalimat Ia juga menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena pengalaman belajar pribadinya. Kata jugaberfungsi sebagai kata penyambung dan penegas kalimat.
  2. Fungsi bahkan pada kalimat Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan formal yang bagus,! Bahkan merupakan konjungsi yang bahkan digunakan untuk menghubungkan dan menegaskan atau menguatkan digunakan diantara dua buah kalimat atau klausa.

Jelaskan fungsi dengan demikian pada kalimat Dengan demikian, jelaslah bahwa melalui pendidikan formal orang hanya mempelajari cara belajar, bukan cara menjalani hidup. Dengan demikian pada kalimat tersebut berfungsi menyatakan konsekuensi.